Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan
1.Tipe Otokratis
            Ciri-cirinya antara lain:
            a. Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
            b. Menganggap dirinya paling berkuasa
            c. Keras dalam mempertahankan prinsip
            d. Jauh dari para bawahan
            e. Perintah diberikan secara paksa
2.         Tipe Laissez Faire
            Ciri-ciri antara lain :
            a. Memberi kebebasan kepada para bawahan
            b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
            c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
            d. Tidak mempunyai wibawa
            e. Tidak ada koordinasi dan    pengawasan yang baik
3. Tipe Paternalistik
            Ciri-ciri antara lain :
            a. Pemimpin bertindak sebagai bapak
            b. Memperlakukan bawahan   sebagai orang yang belum dewasa
            c. Selalu memberikan perlindungan
            d. keputusan ada ditangan pemimpin.
4. Tipe Militerlistik
            Ciri-ciri antara lain :
            a. Dalam komunikasi   menggunakan saluran formal
            b. Menggunakan sistem komando/ perintah
            c. Segala sesuatu bersifat formal
            d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
5. Tipe Demokratis
            Ciri-ciri antara lain :
            a. Berpartisipasi aktif dalam   kegiatan organisasi
            b. Bersifat terbuka
            c. Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan      ide-ide baru
            d. Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk       mufakat
            e. Menghargai potensi individu
6.Tipe Open Leadership
            Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Referensi :
http://eqanienk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3
Read More

Perubahan dan perkembangan Organisasi

Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Faktor perubahan dapat terjadi karna 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.


Faktor internal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Faktor eksternal adalah segala keseluruhan faktor  yang ada di luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.

Dari perubahan tersebut tentunya akan berdampak pada beberapa perubahan dalam organisasi tersebut, seperti perubahan sifat organisasi. Untuk menangani masalah tersebut, haruslah organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau kebijakan dan penyesuaian diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak lenyap dan terganti.
Saat terjadi perubahan struktur organisasi, haruslah tetap berpegang teguh kepada prinsip bahwa struktur organisasi telah disusun dan di tetapkan dengan tujuan memberikan suatu gambaran tentang berbagai hal dalam organisasi tersebut.
Dalam melakukan perubahan dalam suatu organisasi umumnya tidak berjalan dengan begitu lancar karna terdapat beberapa hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan tersebut umumnya terjadi dari luar atau dari faktor ekstenal.


Perkembangan teknologi merupakan dampak yang paling dapat dirasakan dan berpengaruh terhadap organisasi pada akhir-akhir ini. Perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan eksternal pada akhir-akhir ini adalah sebagian besar dirasakan karena perubahan teknologi. Saat ini teknologi masih terus akan berkembang, sehingga berbagai dampak terhadap organisasi akan masih terus dirasakan dan organisasi juga harus terus mengalami proses perubahan. Contoh-contoh dampak perubahan teknologi tersebut dapat berupa; otomatisasi kantor, tele conference, pemanfaatan robot untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan organisasi, laser, pemindaian presensi, integrted circuits, microprocessor yang makin bertenaga, minyak sintetik, model-model baru dalam proses bisnis. Perkembangan teknologi yang seperti ini kemudian mendorong berbagai organisasi dalam dalam berbagai bidang untuk memanfaatkan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing dan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan ini dalam area yang luas juga berdampak pada perubahan struktur organisasi dan cara manajer melakukan pekerjaan manajemen. 
Read More

Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.


Beberapa alasan pentingnya Komunikasi:

  1. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
  2. Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
  3. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
  4. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
  5. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
  6. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.

PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi organisasi

1. Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): 1. Metode tulisan 2. Metode lisan 3. Metode tulisan diikuti lisan 4. Metode lisan diikuti tulisan

2. Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai


3. Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.

Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya


Referensi :
http://id.wikipedia.org
http://ncuzalleen.blogspot.com/2011/11/koordinasi-dalam-organisasi.html
 

Read More

Proses Organisasi

Dalam sebuah organisasi pastinya ada sebuah proses yang dilakukan untuk memanage atau mengartur organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Dalam tulisan kali ini, saya akan membahas tentang Proses organisasi.

Pengertian :
Proses Organisasi adalah segala aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan dalam suatu organisasi. Proses organisasi itu berkaitan dengan interaksi antar anggota di dalam suatu organisasi dan dapat diartikan sebagai prosedur bagaimana anggota dapat saling bahu membahu untuk membangun suatu organisasi.

Bagian-bagian Proses Organisasi :
1.     Proses Komunikasi,  yaitu rangkaian kegiatan sebelum atau pada saat kejadian itu sedang terjadi. contoh : Koordinasi, rapat, pengumuman dll. Dalam proses ini, bahwa pentingnya komunikasi dalam sebuat proses organisasi agar tidak ada kesalahpahaman antar anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
2.     Hubungan antar peran, selain komunikasi Hubungan antar suatu anggota dalam organisasi itu sangat penting terutama untuk membangun proses kerja dari organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antar peran maka setiap anggota dalam organisasi akan saling bekerjasama secara optimal dalam menjalankan perannya masing.
3.     Tahap Pengawasan, dimulai komunikasi dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, penggunaan SDM yang layak, penggunaan anggraran, pengarahan, pelaksanaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporann sampai pada organisasi selesai.  Apabila proses pengawasan tidak dilaksanakan, maka biasanya pencapaiannya kurang baik.
4.     Pengawasan/pengendalian, Dalam sebuah proses diperlukan pengawasan/pengendalian terhadap pihak yang berwewenang agar suatu proses organisasi dapat berjalan dengan baik, terarah dan sesuai dengan tujuan.
Proses Mempengaruhi Organisasi 

Setiap organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, bagaimana kita melaksanakan suatu wewenang agar organisasi tersebut mendapat pengaruh yang baik.
Elemen-elemen yang dapat memepengaruhi proses organisasi yaitu :

a. orang yang mempengaruhi (0)‏
b. metode mempengaruhi (→)‏
c. orang yang dipengaruhi (p)‏
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p


Jadi didalam data di atas tedapat
timbal balik dalam suatu pengaruh untuk mempengaruhi seseorang. sedangkan metode untuk mempengaruhi adalah di antaranya :
a. Kekuatan fisik
b. Penggunaan sanksi (positif/negatif)‏
c. Keahlian
d. Kharisma (daya tarik)‏
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel

Proses Pengambilan Keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan terdapat beberapa metode yaitu :
1.     Kewenangan Tanpa Diskusi, Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. 
2.     Pendapat Ahli,  Menurut Newman, Summer dan Waren, Memerinci langkah desain dan mengidentifikasi menjadi empat tahap yaitu penemuan penyelesaian alternatif, penganalisa, pembuatan suatu diagnosis, dan pemilihan rencana yang diambil.
3.     Kewenangan setelah diskusi,  Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasidalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas.
  1. 4.     Kesepakatan,  Kesepakatan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Referensi :
http://id.wikipedia.org
http://honeyzharratih.blogspot.com
Read More

Konflik Organisasi

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik organisasi secara umum ada dua macam. Pertama konflik eksternal, yakni bekaitan dengan hubungan organisasi dan lingkunganya. Kedua adalah konflik internal, yakni permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Beberapa ahli organisasi berpendapat bahwa konflik internal meliputi konflik yang terjadi di dalam diri individu, konflik antar individu yang dipimpin, konflik antara individu yang dipimpin dan organisasi, konflik antara pemimpin dan yang dipimpin, serta konflik antara pemimpin dengan organisasi (Winardi, 2007). Porsi terbesar yang dapat memicu potensi rapuhnya organisasi adalah konflik yang melibatkan pimpinan di dalamnya. Ini adalah sesuatu yang lumrah mengingat pemimpin adalah tonggak ujung organisasi. Pemimpin yang mempunyai tanggung jawab menjaga keluwesan organisasi dalam menghadapi konflik. Pandangan ahli organisasi pada zaman dulu menganggap bahwa konflik adalah ancaman yang mengandung resiko. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, manajemen konflik menjadi wacana baru. Salah satu contoh riil berkaitan dengan konflik internal adalah konflik antar golongan yang menimpa umat muslim akhir-akhir ini. Terlepas dari semua perbedaan pendapat dan perdebatan dalam menghadapi masalah itu, seolah-olah justru visi islam yang diturunkan Allah SWT sebagai Rahmatallil’alamin terbiaskan. Sehingga alangkah baiknya jika merujuk kembali ke Al Qur’an surat Asy Syura ayat 38 yang menyebutkan bahwa permasalahan antar manusia diselesaikan dengan permusyawaratan. Meski tidak semua hal dapat diselesaikan dengan cara musyarwarah. Allah SWT juga berfirman untuk mendamaikan semua pihak yang bertikai jika terjadi konflik (Al Hujurat ayat 9). Langkah serupa juga selayaknya diterapkan di semua organisasi agar jalan tengah konflik dapat dicapai.
Konflik merupakan dampak dari kepentingan, baik kepentingan individu yang dipimpin maupun pemimpin. Disadari atau tidak, ketika bergabung dalam sebuah organisasi, setiap individu mempunyai kepentingan tertentu yang ingin dicapai pada saat bergabung dengan organisasi. Disamping bahwa ada kepentingan organisasi, yakni visi, yang harus sejalan dan selaras dengan pemikiran individu yang bergabung dengan organisasi. Kepentingan merupakan salah satu faktor dominan yang menjadi akar pemicu konflik. Misalnya dalam sebuah organisasi kampus, setiap individu yang bergabung mempunyai angan-angan tertentu yang ingin diraihnya. Dan ketika angan-angan dan harapan tersebut perlahan-lahan hilang, maka individu yang bersangkutan akan surut semangatnya di organisasi itu. Konflik juga bersinggungan dengan peran. Peran yang dijalani setiap individu (baik pemimpin maupun yang dipimpin) bisa saja bertentangan dengan keinginan pribadi yang bersangkutan. 

Pendekatan Dalam Manajemen Konflik


1.
Stimulasi Konflik 

- Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok

- Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik terjadi
- Perubahan aturan main atau prosedur yang ada

2. Pengendalian Konflik


- Perluasan penggunaan sumber daya organisasi

- Peningkatan Kordinasi dalam organisasi
- Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik
- Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para pegawai

3. Penyelesaian dan Penghilangan Konflik


- Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber konflik

- Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi
- Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum penyelesaian konflik

Referensi :
http://ipo.lab.uii.ac.id/
http://id.wikipedia.org
Read More